Menurut Prabowo (1996) wawancara adalah metode pengmbilan data
dengan cara
menanyakan sesuatu kepada seseorang responden,
Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998) dalam proses wawancara
dengan
menggunakan pedoman umum wawancara ini, interview dilengkapi
pedoman wawancara
yang sangat umum, serta mencantumkan isu-isu yang harus diliput
tampa menentukan
urutan pertanyaan, bahkan mungkin tidak terbentuk pertanyaan
yang eksplisit.
Kerlinger (dalam Hasan 2000) menyebutkan 3 hal yang menjadi
kekuatan metode wawancara :
a. Mampu mendeteksi kadar pengertian subjek terhadap pertanyaan
yang diajukan. Jika mereka tidak mengerti bisa diantisipasi oleh interviewer
dengan memberikan penjelasan.
b. Fleksibel, pelaksanaanya dapat disesuaikan dengan masing-masing
individu.
c. Menjadi stu-satunya hal yang dapat dilakukan disaat tehnik lain
sudah tidak dapat dilakukan.
Menurut Yin (2003) disamping kekuatan, metode wawancara juga
memiliki kelemahan, yaitu :
a. Retan terhadap bias yang ditimbulkan oleh kontruksi pertanyaan
yang penyusunanya kurang baik.
b. Retan terhadap terhadap bias yang ditimbulkan oleh respon yang
kurang sesuai.
c. Probling yang kurang
baik menyebabkan hasil penelitian menjadi kurang akurat.
d. Ada kemungkinan subjek hanya memberikan jawaban yang ingin
didengar oleh interviwer.
Pengamatan (Observation) Pengumpulan Data Primer :
Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengamati secara
langsung obyek
(elemen) yang diteliti tanpa mengajukan pertanyaan.
Keuntungan Pengamatan (observasi) :
1) dapat dicatat hal-hal perilaku, pertumbuhan, respons terhadap
suatu perlakuan tertentu.
2) dapat memperoleh data dari obyek yang diteliti tanpa
melakukan komunikasi verbal.
Kelemahan Pengamatan (Observasi) :
1. kadangkala memerlukan waktu menunggu yang lama.
2. pengamatan terhadap suatu fenomena yang lama tidak dapat
dilakukan secara langsung.
3. ada kegiatan-kegiatan yang tidak mungkin diperoleh datanya
melalui pengamatan karena dianggap tabu, sangat rahasia dan sebagainya.
Jenis Observasi :
1. Berdasarkan pengumpulan data :
a. Observasi Partisipan (participant 0bservation):
peneliti terlibat langsung dalam aktivitas (orang) yang diamati.
b. Observasi Non partisipan (non participant observation):
peneliti tidak terlibat dalam aktivitas orang-orang yang sedang
diamati dan hanya sebagai pengamat independen.
2.
Berdasarkan
instrumen yang digunakan :
a. Observasi Terstruktur :
Observasi yang telah dirancang secara sistematis tentang apa
yang apa yang diamati dan dimana tempatnya.
b. Observasi Tidak Terstruktur;
Observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa
yang akan diobservasi.
Menurut Nawawi & Martini (1991)
observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistimatik
terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala dalam
objek penelitian.
Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998)
Tujuan observasi adalah mendeskripsikan setting yang dipelajari,
aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas,
dan makna kejadian di lihat dari perpektif mereka yang terlihat dalam kejadian
yang diamati tersebut.
Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998) salah satu hal yang
penting, namun sering
dilupakan dalam observasi adalah mengamati hal yang tidak
terjadi. Dengan demikian Patton menyatakan bahwa hasil observasi menjadi data
penting karena :
a. Peneliti akan mendapatkan pemahaman lebih baik tentang konteks
dalam hal yang ditelitiakan atau terjadi.
b. Observasi memungkinkan peneliti untuk bersikap terbuka,
berorientasi pada penemuan dari pada pembuktiaan dan mempertahankan pilihan
untuk mendekati masalah secara induktif.
c. Observasi memungkinkan peneliti melihat hal-hal yang oleh subjek
penelitian sendiri kurang disadari.
d. Observasi memungkinkan peneliti memperoleh data tentang hal-hal
yang karena berbagai sebab tidak diungkapkan oleh subjek penelitian secara
terbuka dalam wawancara.
e. Observasi memungkinkan peneliti merefleksikan dan bersikap
introspektif terhadap penelitian yang dilakukan. Impresi dan perasan pengamatan
akan menjadi bagian dari data yang pada giliranya dapat dimanfaatkan untuk
memahami fenomena yang diteliti.
Contoh Survey dan
Pengumpulan Data Primer pada BKPRD
Tujuan dari metode survey ini yaitu:
a. Menjaring, memonitor, mengetahui, dan
mengungkapkan gambaran tentang sikap dan aspirasi lembaga atau publik terhadap
perkembangan permasalahan dan isu-isu organisasi yang berkaitan dengan masalah
penataan ruang di daerah.
b. Menyalurkan atau pun memilah persepsi,
sikap dan harapan responden tentang suatu isu baik mengenai kelembagaan maupun
masalah penataan ruang.
c. Menyebarkan informasi tentang sikap dan
aspirasi lembaga atau publik tentang isu-isu permasalahan tata ruang dan
kelembagaan ke berbagai kalangan masyarakat yang dipandang memiliki peran dalam
proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian tata ruang.
Model
survey yang diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan adalah wawancara secara
langsung atau dengan kata lain face to face interview.
·
Strategi
survey
·
Metode
analisis
·
Tahapan
pelaksanaan pekerjaan
·
Persiapan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar